Maaf, Saya Tidak Produktif Ketika Puasa

 Saya Tidak Produktif Ketika Puasa

Entah kenapa setiap Ramadan datang, saya merasa seperti ada standar tak terlihat yang harus dicapai. “Puasa jalan terus, produktivitas tak boleh tergerus!”

 

Kalimat itu terdengar di mana-mana. Dari poster Instagram motivasi sampai status WhatsApp teman-teman. Masalahnya, saya nggak merasa seperti itu. Sebaliknya, tubuh saya terasa melambat, otak sering error, dan niat besar biasanya kandas sebelum siang. 

 

Bukannya malas atau nggak mau mencoba, ya. Tapi, ada hal-hal yang memang sulit dijelaskan kecuali kamu sendiri yang merasakannya. Kalau kamu satu tim dengan saya—yang produktivitasnya suka drop saat puasa—tenang, kamu nggak sendirian.

 

Yuk, kita bahas kenapa ini wajar dan nggak perlu bikin kamu merasa bersalah. 

 

Bukan Salahmu, Ini Salah Tubuhmu 

 

Pertama, kita bahas logika sederhana. Saat kamu puasa, tubuh otomatis kehilangan ritme normalnya. Biasanya makan pagi jam 7, sekarang makannya jam 4 pagi. Biasanya ngemil siang-siang biar otak tetap nyala, sekarang harus bertahan sampai maghrib. Tubuh butuh adaptasi, dan itu nggak bisa instan. 

 

Belum lagi soal tidur. Bangun sahur itu merusak pola tidur. Kalau malam tidur lebih awal, kadang tetap saja terasa kurang. Lalu kamu mengantuk di siang hari, dan fokus kerja atau belajar jadi melenyap begitu saja. 

 

Jadi kalau kamu merasa lelah atau sulit konsentrasi saat puasa, itu bukan karena kamu lemah atau kurang usaha. Itu karena tubuhmu lagi “berjuang” menghadapi perubahan drastis ini. 

 

Produktivitas Bukan Hanya Tentang Output 

 

Kata siapa produktivitas hanya diukur dari hasil kerja? Kalau kita bicara Ramadan, fokus utamanya adalah mendekatkan diri ke Tuhan, memperbaiki hubungan dengan orang lain, dan menata ulang diri sendiri. 

 

Mungkin kamu nggak menyelesaikan tugas kantor sebanyak biasanya, tapi kalau kamu lebih sabar menghadapi rekan kerja yang rewel, bukankah itu juga bentuk produktivitas? Kalau kamu lebih banyak meluangkan waktu untuk introspeksi diri, itu juga nggak kalah penting. 

 

Kadang kita terlalu keras pada diri sendiri karena standar produktivitas yang dibuat orang lain. Padahal, Ramadan adalah waktu yang tepat untuk mendefinisikan ulang apa arti produktivitas buat kamu pribadi. 

 

Tips Sederhana (Tapi Realistis) Untuk Bertahan 

 

Karena saya nggak produktif, saya nggak akan kasih kamu tips klise seperti “buat jadwal harian” atau “kerjakan yang paling penting dulu.” Kamu pasti sudah tahu itu, tapi melakukannya saat puasa? Susah, kan? 

 

Berikut tips yang benar-benar saya praktikkan, dan cukup membantu: 

  • 1. Kerjakan hal yang paling ringan dulu 
Kadang mencentang satu tugas kecil bisa memberi semangat buat melanjutkan ke tugas berikutnya. Nggak harus langsung yang berat, kok. 

 

  • 2. Manfaatkan waktu terbaikmu

Setiap orang punya waktu terbaik saat puasa. Buat saya, setelah sahur biasanya otak masih segar. Jadi saya manfaatkan pagi hari untuk tugas-tugas yang butuh fokus tinggi. 

 

  • 3. Berani berkata tidak

Kalau kamu tahu energimu terbatas, jangan paksakan diri menerima semua tanggung jawab. Belajar berkata “nanti aja, ya” atau “saya belum bisa” itu penting. 

 

  • 4. Jangan lupa istirahat

Sekadar rebahan lima belas menit di tengah hari bisa bikin mood dan energi balik lagi. Jangan merasa bersalah kalau kamu butuh waktu untuk istirahat. 

 

Kamu Tidak Sendiri 

 

Hal yang bikin saya lega adalah tahu bahwa banyak orang juga merasa nggak produktif saat puasa. Mereka mungkin nggak mengaku di depan, tapi diam-diam menghadapi hal yang sama. Dan itu normal. 

 

Ingat, Ramadan bukan kompetisi produktivitas. Kamu nggak perlu membandingkan diri dengan orang yang bisa multitasking sepanjang hari atau bikin konten masakan sambil ngejar deadline. Setiap orang punya ritme dan kapasitasnya masing-masing. 

Lebih baru Lebih lama