Biskita Trans Pakuan Tiada, Jadi Males ke Bogor

Biskita Trans Pakuan

Setidaknya sebulan sekali, saya warga Jakarta selalu main ke Bogor. Suasanana yang berbeda, makanan enak-enak, dan ada Biskita Trans Pakuan yang bikin perjalanan keliling kota terasa nyaman. Tapi sekarang? Setelah kabar Biskita gagal beroperasi lagi bulan Februari ini, rasanya Bogor kehilangan daya tariknya. 

 

Kenapa Biskita Itu Istimewa? 

Sebagai warga Jakarta yang sudah terbiasa dengan layanan TransJakarta, Biskita Trans Pakuan memberikan sesuatu yang hampir serupa dengan TransJakarta yakni kemudahan, kenyamanan, dan rasa tenang.

 

Duduk di dalam bus yang bersih dan ber-AC, tahu pasti rutenya ke mana, itu semua bikin hidup lebih sederhana. Nggak perlu nunggu sopirnya ngetem atau diganggu tukang ngamen. 

 

Saya sering naik Biskita untuk wisata kuliner di Bogor. Dari mencari asinan, lumpia basah, sampai ngopi santai di kafe kecil di tengah kota.

 

Kalau naik angkot, sudah pasti suasananya beda. Angkot itu penuh drama. Berhenti sembarangan, sopir yang lebih sering nunggu penumpang daripada jalan, dan rute yang kadang bikin bingung kalau kamu nggak hapal. 

 

Saya paham, angkot adalah urat nadi transportasi di banyak kota Indonesia. Tapi ngomong jujur saja, siapa yang rela repot naik angkot kalau ada alternatif yang jauh lebih manusiawi seperti Biskita? Angkot di Bogor mungkin punya sejarah panjang, tapi pengalaman naiknya… ah, nggak usah dibahas. 

 

Trans Pakuan: Harapan yang Pupus 

Waktu awal Januari, ada harapan kalau Biskita hanya akan berhenti operasi sementara sekitar sebulan saja. Saya pikir, "Oke, nggak masalah. Mungkin ini hanya jeda kecil untuk perbaikan." Tapi ternyata Februari tiba, dan kenyataannya lebih pahit. Biskita tetap mati suri. 

 

Kabar ini bikin kecewa, bukan cuma saya sebagai orang Jakarta yang sering main ke Bogor, tapi juga banyak warga lokal yang mengandalkan Biskita untuk mobilitas harian mereka. Memangnya, seberapa sulit sih memastikan layanan transportasi publik seperti ini bisa terus jalan? 

 

Efek Domino untuk Pariwisata 

Ketika Biskita masih aktif, saya sering merekomendasikan Bogor ke teman-teman. "Cobain deh ke Bogor, kulinernya seru, dan kamu bisa naik Biskita buat keliling kota."

 

Dari sudut pandang wisatawan, transportasi itu krusial. Kalau pergi ke suatu tempat bikin stress gara-gara susah gerak, orang pasti mikir dua kali buat kembali. 

 

Harapan saya sih sederhana: Biskita bisa beroperasi lagi, entah bagaimana caranya. Selain itu, penting banget ada komunikasi yang jelas. Jangan cuma bilang “dihentikan sementara,” lalu ujung-ujungnya nggak ada kabar apa-apa. Warga butuh kepastian, dan wisatawan seperti saya butuh alasan buat kembali ke Bogor. 

 

Mungkin ini terlihat seperti keputusan kecil, tapi buat saya, pengalaman selama di perjalanan sama pentingnya dengan tujuan akhirnya. 

 

Kalau kamu juga merasa kehilangan Biskita Trans Pakuan, kita sama-sama kecewa. Tapi setidaknya, kita bisa berharap ada perubahan yang nyata. Karena kota hujan seperti Bogor layak punya transportasi publik yang membanggakan, bukan cuma kenangan indah yang sekarang jadi sulit diakses. 

Lebih baru Lebih lama