Pertamax Adalah Pertalite yang Tidak Perlu Antre

Pertamax Adalah Pertalite yang Tidak Perlu Antre

Pernah nggak kamu merasa ketipu sama sesuatu yang kamu pikir lebih premium, tapi ternyata cuma versi biasa yang didandanin biar kelihatan mahal?

Nah, kayak gitu rasanya kalau ngomongin kasus BBM Pertamina yang lagi viral ini. PT Pertamina Patra Niaga, yang notabene anak perusahaan Pertamina, diduga bermain curang di balik layar. Mereka beli Pertalite, ngoplos jadi Pertamax, tapi harganya tetap dihitung kayak Pertamax. Cakep, kan? 

Drama BBM: Subsidi yang Terkhianati 

Pemerintah sudah pasang muka serius minta masyarakat yang mampu buat beli Pertamax. Alasannya, biar subsidi Pertalite bisa tepat sasaran. Eh, malah muncul kabar kalau yang kita bayar lebih buat beli Pertamax, ujung-ujungnya dapet Pertalite juga. Kayak beli tiket konser mahal, tapi yang tampil ternyata band cover version. 

Ini bukan cuma soal rugi duit, tapi juga soal rasa percaya yang dilanggar. Sudah banyak yang mengikuti anjuran pemerintah, rela bayar lebih buat Pertamax, tapi akhirnya malah kena jebakan Betmen. 

Kerugian Rakyat, Bukan Negara 

Lucunya, setiap kali ada kasus korupsi kayak gini, istilah yang dipakai selalu “merugikan negara”. Padahal coba deh pikir lagi. Rakyat beli BBM pakai uang sendiri, bukan minta gratis dari negara. Jadi yang rugi itu ya kita, rakyat biasa, bukan hanya negara.

Istilah “kerugian negara” kayaknya terlalu sopan buat menggambarkan gimana liciknya mereka yang mainin harga BBM ini. 

Sebenarnya ada apa sih dengan bangsa ini? Tiap buka berita, hampir selalu ada kabar korupsi dengan angka fantastis. Puluhan miliar, bahkan triliunan. 

Kalau dihitung, uang segitu bisa buat bangun sekolah, rumah sakit, atau jalan di daerah terpencil. Tapi nyatanya, malah masuk ke kantong pribadi segelintir orang. Sedih? Iya. Marah? Banget. 

Aktor Utama di Balik Layar 

Dikutip dari Kompas.com (25/2/2025), Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dugaan korupsinya mencakup tata kelola minyak mentah dan produk kilang selama periode 2018-2023. 

Bayangin, lima tahun lebih mereka main cantik di balik layar. Konsumen nggak curiga karena, ya, siapa sih yang bakal mikir Pertamax yang dijual ternyata cuma “Pertalite Plus”? 

Ini juga jadi pelajaran buat kita soal pentingnya transparansi dalam bisnis. Kalau di level korporasi besar aja banyak permainan kotor, gimana nasib kita yang cuma rakyat biasa? Jangan-jangan, yang kita konsumsi sehari-hari juga nggak luput dari manipulasi semacam ini.

Lebih baru Lebih lama