Kalau dipikir-pikir, ini lucu sekaligus menyedihkan. Para atlet NBA yang setiap harinya harus berlatih secara maksimal, bertanding dengan intensitas tinggi, menghadapi tekanan mental dan fisik, ternyata bayarannya masih kalah sama kreator OnlyFans yang bermodalkan kamera, lampu selfie, dan sedikit ‘kreativitas’.
Menurut
Variety, kreator di OnlyFans menghasilkan total $6,6 miliar di tahun 2023.
Sementara itu, total gaji pemain NBA cuma $4,9 miliar. Nggak masuk akal?
Faktanya ini adalah realitas dunia digital saat ini.
Kenapa Kreator Lebih Kaya?
Jawabannya
simpel: hubungan emosional. Kreator OnlyFans nggak cuma jualan konten, mereka
jualan ilusi. Di platform ini, kamu nggak cuma lihat konten mereka, tapi juga merasakan
seolah-olah ada hubungan intim yang diciptakan secara personal.
Tapi apakah
itu hubungan sungguhan? Sama sekali bukan. Itu cuma transaksi. Mau dikirimi satu
pesan? Bayar. Satu foto eksklusif? Bayar lagi.
Kreator tahu bagaimana
membuat follower-nya merasa spesial, walaupun sebenarnya hubungan itu nggak
lebih dari sekadar angka di rekening mereka.
Di sisi lain,
pemain NBA? Mereka fokus bikin permainan spektakuler, memenangkan kejuaraan,
atau sekadar bikin konten. Tapi mereka nggak punya waktu buat ngobrol personal
sama fans di DM. Dunia mereka tentang kerja keras fisik, bukan menciptakan
ilusi kedekatan.
Kesepian adalah Bisnis Besar
Pernah penasaran
kenapa OnlyFans bisa meledak? Salah satu alasannya adalah kesepian. Banyak
cowok yang merasa kurang percaya diri, nggak punya hubungan nyata, atau sekadar
mencari pelarian emosional.
OnlyFans jadi
solusi instan. Tanpa perlu usaha besar, mereka bisa "berinteraksi"
dengan seseorang yang menarik secara visual. Tapi ironisnya, solusi ini malah
bikin masalahnya makin parah.
Setiap kali
kamu bayar buat perhatian di OnlyFans, kamu sebenarnya bilang ke diri sendiri,
"Gue nggak cukup menarik untuk dapetin ini secara gratis."
Lama-lama rasa
percaya diri makin anjlok. Kamu terjebak dalam lingkaran setan: merasa
kesepian, bayar buat perhatian, makin merasa nggak layak, dan akhirnya bayar
lagi.
Kenyamanan Palsu yang Mahal
Kenyamanan
yang kamu rasakan saat pakai OnlyFans itu nggak nyata. Ya, mungkin ada rasa
senang sesaat. Tapi setelahnya? Hampa. Karena pada dasarnya, kamu cuma beli
perhatian, bukan hubungan nyata. Dan semakin sering kamu lari ke zona nyaman
ini, semakin jauh kamu dari peluang membangun hubungan yang sebenarnya.
Coba pikir,
apa yang terjadi kalau kamu terus-terusan di situ? Uang habis. Rasa percaya
diri hilang. Dan kamu malah makin terisolasi dari dunia nyata. Itu harga yang
terlalu mahal untuk sesuatu yang sifatnya sementara.
Lingkaran Ilusi dan Realita
Hubungan yang
dijual di platform seperti OnlyFans adalah refleksi dari bagaimana dunia
digital mengeksploitasi kebutuhan dasar manusia akan koneksi.
Alih-alih
mendapatkan hubungan nyata yang saling memberi, banyak orang justru terjebak
dalam dinamika yang hanya menguntungkan satu pihak.
Platform
seperti ini menciptakan fantasi, sementara di sisi lain, banyak penggunanya
terus kehilangan kendali atas keinginan dan ekspektasi mereka sendiri. Realitas
yang terjadi adalah hubungan itu tidak setara, karena hanya berjalan satu arah:
dari kantong pengguna ke rekening kreator.
Kamu Lebih Berharga dari yang Kamu Pikirkan
Jangan biarkan
OnlyFans atau platform serupa menentukan nilai dirimu. Kamu lebih dari sekadar
pelanggan yang bayar buat perhatian. Kamu punya potensi buat hubungan yang
nyata, autentik, dan nggak bergantung pada uang.
Ingat, setiap langkah kecil yang kamu ambil untuk keluar dari lingkaran ini adalah investasi buat masa depanmu. Kamu layak untuk sesuatu yang lebih baik. Dan percaya, ada dunia nyata di luar sana yang jauh lebih berharga daripada ilusi yang dijual di internet.