Pandangan Pribadi tentang Wanita yang Merokok

 

women smoking

Kita semua punya pandangan masing-masing soal berbagai hal dalam hidup, termasuk soal merokok. Nah, kali ini saya mau cerita tentang bagaimana saya memandang wanita yang merokok atau vaping.

 

DISCLAIMER: ini murni opini pribadi ya. Saya nggak bermaksud menyinggung siapa pun, cuma ingin berbagi perspektif. 

 

Poin yang Berkurang

 

Jujur, setiap kali saya melihat seorang wanita merokok atau vaping, rasanya seperti ada “poin” yang hilang dari dirinya. Mungkin ini terdengar subjektif, tapi ini ada kaitannya dengan pengalaman saya pribadi.

 

Saya tumbuh di lingkungan yang bebas dari asap rokok. Dalam keluarga saya, tidak ada yang merokok sama sekali. Jadi sejak kecil, merokok terasa seperti sesuatu yang “jauh” dari kehidupan saya. 

 

Ketika saya melihat wanita yang merokok, seringkali muncul perasaan sedikit kecewa, seperti ada sesuatu yang kurang pas.

 

Tapi kenapa, ya? Apakah karena saya terlalu idealis, atau karena punya ekspektasi tertentu tentang bagaimana seharusnya seorang wanita? Bisa jadi. Namun, ini bukan berarti saya merasa lebih baik dari mereka. Tidak sama sekali. 

 

Tidak Merokok Bukan Berarti Lebih Baik 

 

Ini penting untuk digarisbawahi. Saya tahu, setiap orang punya alasan masing-masing kenapa mereka merokok atau vaping.

 

Ada yang bilang itu cara mereka melepas stres, mengisi waktu luang, atau bahkan bagian dari gaya hidup modern. Dan itu hak mereka. Saya nggak punya hak untuk melarang, apalagi menghakimi. 

 

Dari sudut pandang saya, wanita yang merokok atau vaping terasa kurang “klik” dengan bayangan ideal saya tentang seorang wanita.

 

Apakah ini adil? Mungkin tidak. Tapi, bukankah kita semua seringkali punya bias atau penilaian spontan seperti itu? 

 

Mungkin Karena Saya Nggak Punya Pengalaman 

 

Saya pikir-pikir, persepsi ini mungkin muncul karena saya sendiri nggak pernah tergoda sama sekali untuk mencoba satu isapan pun, apalagi menjadikannya kebiasaan. Saya cenderung melihat rokok sebagai sesuatu yang “kurang baik.” 

 

Namun, saya juga sadar bahwa ini adalah bias saya. Saya hanya melihat dari sudut pandang orang yang “bersih” dari pengalaman dengan rokok.

 

Ini seperti seseorang yang mengklaim nggak suka durian tapi nggak pernah mencoba makan durian. Penilaian saya mungkin nggak sepenuhnya objektif, dan saya akui itu. 

 

Tetap Menghargai Pilihan Orang Lain 

 

Meski begitu, saya selalu berusaha untuk menghargai pilihan orang lain. Kalau ada teman wanita yang ingin merokok, saya nggak akan bilang, “Eh, kamu nggak boleh merokok.” Itu bukan urusan saya. Selama dia nyaman dan itu nggak mengganggu orang di sekitarnya, ya silakan saja. 

 

Lagipula, siapa saya sampai bisa menentukan apa yang benar atau salah untuk orang lain? Setiap orang punya jalan hidupnya sendiri. Ada alasan di balik setiap keputusan yang mereka ambil, termasuk soal merokok atau vaping. 

 

Rokok dan Stigma: Apakah Harus Begitu? 

 

Sebenarnya, stigma soal wanita yang merokok masih cukup kuat di masyarakat kita. Wanita yang merokok sering dianggap “kurang baik” atau “kurang sopan.” Tapi apakah adil menilai seseorang hanya dari kebiasaan ini? Rasanya nggak. Kebiasaan merokok, baik pada pria maupun wanita, adalah pilihan pribadi.

 

Memahami Tanpa Harus Setuju 

 

Pada akhirnya, saya mencoba untuk memandang ini dengan lebih bijak. Hanya karena saya merasa “poin” berkurang saat melihat wanita merokok, bukan berarti saya membenci mereka. Saya hanya punya pandangan berbeda, dan itu wajar. 

 

Dunia ini penuh dengan perbedaan, dan justru itu yang membuatnya menarik. Selama kita bisa saling memahami, meski dengan sudut pandang yang berbeda, rasanya hidup akan jauh lebih damai, ya kan? 

Lebih baru Lebih lama