Siapa sih Para Tukang Nyawer di Tiktok?

gift tiktok


Di dunia live streaming, khususnya di TikTok, fenomena pemberian gift atau nyawer kini jadi perbincangan menarik. Para streamer bisa mendapatkan jutaan hingga puluhan juta rupiah setiap bulan dari gift yang diterima.

 

Siapa sebenarnya pemberi gift ini? Kenapa ada yang rela mengeluarkan uang untuk sesuatu yang mungkin hanya bersifat sementara? Mari kita ulas fenomena ini secara mendalam.

 

Kondisi Ekonomi vs. Kedermawanan Digital

 

Jika dilihat dari kondisi ekonomi saat ini, tampaknya agak kontradiktif dengan fenomena gift besar di live streaming. Di satu sisi, kita sering mendengar berita tentang deflasi, PHK, dan ketidakpastian ekonomi. 


Namun di sisi lain, ada banyak orang yang justru berani mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk memberi gift di TikTok. Rasanya aneh, bukan?

 

Beberapa orang berpendapat bahwa fenomena ini lebih banyak didorong oleh orang-orang kaya. Mereka mungkin melihat aktivitas memberikan gift sebagai bentuk hiburan, atau mungkin cara untuk “memamerkan” kekayaan mereka secara online.

 

Misteri Akun Kosong si Pemberi Gift

 

Nah, ini yang membuat fenomena ini semakin menarik. Banyak dari akun-akun pemberi gift besar ternyata kosong, tidak ada unggahan, tidak ada follower, dan bahkan tidak mengikuti akun lain. Seolah-olah mereka dibuat hanya untuk tujuan memberi gift.

 

Apakah ini berarti ada “pemain” lain di balik layar yang berusaha mendongkrak popularitas para streamer? Bisa jadi, ada agen atau bahkan strategi pemasaran yang melibatkan pembuatan akun-akun fiktif untuk menarik perhatian.

 

Apakah Ini Strategi Marketing Terselubung?

 

Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa akun-akun kosong yang rajin memberi gift mungkin merupakan bot atau akun yang sengaja dibuat oleh pihak ketiga.

 

Tujuannya? Tentu saja untuk menarik perhatian lebih banyak orang dan membuat live streaming tersebut terlihat lebih populer. Dengan banyaknya gift yang diterima oleh streamer, penonton lain bisa merasa terpacu untuk ikut menyumbangkan gift, baik karena rasa ingin mendukung atau mungkin karena ingin “terlihat” di hadapan streamer.

 

Bahkan di beberapa kasus, ada dugaan bahwa perusahaan tertentu mungkin bekerjasama dengan TikTok untuk mendorong budaya nyawer ini, demi meningkatkan engagement di platform. 


Dengan cara ini, TikTok berhasil menciptakan ekosistem yang bukan hanya ramai tapi juga menguntungkan, baik bagi para streamer maupun platform itu sendiri.

 

Tak jarang, gift yang diterima oleh streamer juga bisa menjadi indikator popularitas mereka. Semakin banyak gift yang diterima, semakin besar kemungkinan mereka mendapat pengakuan dan bahkan peluang kolaborasi dengan merek atau sponsor tertentu. 


Jadi bisa dibilang, gift dari akun-akun kosong ini mungkin hanyalah elemen tambahan untuk membuat tampilan live streaming lebih menarik.

 

Psikologi di Balik Memberi Gift di Live Streaming

 

Selain faktor-faktor teknis atau strategi marketing, fenomena ini juga bisa dilihat dari sisi psikologis. Bagi sebagian penonton, memberi gift adalah cara untuk menunjukkan dukungan atau apresiasi kepada streamer. Mereka merasa terhubung secara emosional dengan streamer yang mungkin sudah mereka ikuti dalam jangka waktu lama.

 

Memberi gift jadi semacam bentuk “ikatan” atau penghargaan yang membuat penonton merasa memiliki kedekatan personal dengan streamer.

 

Fenomena ini bisa disamakan dengan memberikan tip kepada musisi jalanan atau pelayan di restoran favorit. Bedanya, di TikTok semua bisa dilakukan secara digital, lebih mudah, dan kadang memberi rasa kepuasan tersendiri bagi penonton.

 

Apakah Fenomena Ini Akan Bertahan Lama?

 

Melihat popularitas TikTok yang semakin meningkat, tampaknya budaya nyawer di platform ini akan terus ada, setidaknya dalam waktu dekat. Namun tetap ada risiko jika penonton mulai menyadari adanya “pola” yang aneh di balik gift-gift besar tersebut. 


Apakah ini hanya tren sementara atau akan menjadi bagian dari budaya digital yang lebih luas? Waktu yang akan menjawab. 

Lebih baru Lebih lama