Jangan Kebanyakan Baca Cerita Alternate Universe

cerita AU

Dewasa ini, platform seperti Telegram dan TikTok semakin populer dengan narasi-narasi "alternate universe" (AU) yang bikin baper. Para penulis AU ini seolah memiliki kekuatan magis, menciptakan karakter pria yang sempurna—gentleman, penyayang, tampan, dengan kata-kata manis yang selalu tepat.


Dampaknya? Banyak wanita yang mengharapkan pasangan mereka menjadi seperti tokoh-tokoh yang mereka temui di cerita AU ini.


Tapi apakah standar tinggi ini realistis atau malah memperburuk pencarian cinta?

 

Pesona Karakter Pria di Cerita AU


superman


Mari kita bicara soal daya tarik cerita alternate universe yang membanjiri Telegram dan TikTok. Narasi-narasi ini biasanya dibumbui dengan romantisme yang intens, dibalut dengan alur yang dramatis, dan dihiasi dengan pria-pria yang seolah tidak nyata.

 

Pria yang tidak hanya tampan secara fisik, tapi juga sempurna secara emosional. Dia selalu tahu kapan harus menghibur, selalu ada ketika dibutuhkan, dan tentu saja, jago dalam merangkai kata-kata romantis. Sungguh tidak heran banyak yang terjebak dalam cerita ini.

 

Namun ketika standar-standar tersebut diaplikasikan dalam dunia nyata, di sinilah masalah mulai muncul. Pria-pria dalam cerita AU jelas tidak sepenuhnya realistis, namun harapan para wanita tetap saja melonjak.

 

Di satu sisi, kita bisa berargumen bahwa mereka hanya sedang mencari 'pasangan yang sempurna'. Tapi di sisi lain, apakah ekspektasi ini memang sehat untuk hubungan di dunia nyata?

 

Standar yang Terlalu Tinggi: Harapan vs. Realita


tiktok


Berbicara tentang standar, kita perlu menyadari bahwa setiap orang memiliki standar dalam mencari pasangan. Namun pengaruh cerita AU seringkali membuat standar tersebut menjadi tidak realistis.

 

Karakter pria dalam cerita AU tidak seperti pria-pria kebanyakan di dunia nyata. Mereka sempurna dalam segala aspek, dari kepribadian hingga penampilan, sementara kita semua tahu bahwa tidak ada manusia yang benar-benar sempurna.

 

Seiring dengan semakin banyaknya wanita yang tenggelam dalam cerita AU, mereka mulai menetapkan kriteria yang tinggi bagi pasangan mereka.

 

"Dia harus seperti karakter pria di AU itu—selalu perhatian, tak pernah marah, dan selalu tahu apa yang saya butuhkan tanpa harus saya katakan."

 

Pada kenyataannya, hubungan manusia jauh lebih rumit dari itu. Perbedaan pendapat, emosi yang tidak selalu stabil, dan momen-momen tidak nyaman adalah hal yang wajar dalam hubungan, namun seringkali diabaikan oleh karakter AU.

 

Apakah AU Cuma Hiburan?


Banyak yang berargumen bahwa cerita AU hanyalah hiburan semata. Dan memang, bagi sebagian orang, cerita-cerita ini bisa menjadi pelarian dari kenyataan yang kadang sulit atau membosankan.

 

Namun dampak dari konsumsi cerita semacam ini tetap ada, baik kita sadari atau tidak. Ketika kita terbiasa dengan cerita yang selalu berakhir bahagia, kita bisa jadi terlalu berharap bahwa hubungan kita di dunia nyata akan berjalan dengan mulus tanpa hambatan, seperti di dalam cerita.

 

Selain itu, TikTok dan Telegram adalah platform yang sangat cepat dalam menyebarkan konten. Algoritma di TikTok, misalnya, dapat dengan mudah menampilkan cerita-cerita serupa berulang kali di feed, membuat ekspektasi ini semakin tertanam dalam pikiran. Begitu kamu terjebak dalam siklus ini, sulit untuk tidak membandingkan pasangan kamu dengan karakter-karakter di AU.

 

Ekspektasi Berlebihan: Tantangan bagi Hubungan Nyata


Jadi bagaimana jika ekspektasi ini dibiarkan? Tentu saja ini akan menjadi tantangan besar bagi hubungan di dunia nyata. Ketika seseorang mulai menetapkan standar setinggi tokoh-tokoh fiksi di AU, hubungan mereka bisa menjadi tidak realistis.

 

Mereka mungkin mulai merasa tidak puas dengan pasangan mereka karena tidak seperti karakter di cerita yang selalu sempurna.

 

Bahkan, banyak pasangan yang akhirnya berujung pada konflik karena adanya harapan-harapan yang tidak terpenuhi.

 

Sangat jarang ada pria yang bisa membaca pikiran, selalu mengatakan hal yang benar, atau selalu siap mendukung tanpa cela. Pria di kehidupan nyata punya emosi, kekurangan, dan kesalahan—sesuatu yang sering diabaikan oleh karakter dalam cerita AU.

 

Bagaimana Mengelola Ekspektasi dengan Sehat?


Tidak salah kok menikmati cerita AU. Namun kita juga harus realistis dalam melihat perbedaan antara fiksi dan kenyataan. Cerita-cerita tersebut dibuat untuk menghibur dan memikat, bukan untuk menjadi pedoman dalam menjalani hubungan nyata.

 

Berikut beberapa tips untuk mengelola ekspektasi dengan lebih sehat:

  • Setiap orang punya kekurangan

Karakter fiksi di cerita AU memang sempurna, tapi pasangan di dunia nyata tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Fokuslah pada hal-hal positif yang dimiliki pasanganmu, bukan pada apa yang mereka tidak miliki.

  • Jangan terlalu membandingkan

Terlalu sering membandingkan pasangan dengan karakter fiksi hanya akan membuatmu merasa tidak puas. Ingat, hubungan yang sehat dibangun dari kenyataan, bukan dari fantasi.

  • Komunikasi tetap kunci

Jangan berharap pasanganmu bisa membaca pikiran seperti karakter di cerita AU. Komunikasikan perasaan dan keinginanmu dengan jelas, sehingga hubunganmu bisa berjalan lebih harmonis.

 

AU Itu Seru, Tapi Realita Jauh Lebih Berwarna


Pada akhirnya, cerita AU memang menyenangkan untuk diikuti, terutama ketika karakter-karakter pria yang ada di sana berhasil membuat baper. Namun kita harus ingat, dunia nyata jauh lebih kompleks.

 

Standar yang terlalu tinggi, apalagi yang didasarkan pada karakter-karakter fiksi, hanya akan memperburuk pencarian pasangan atau merusak hubungan yang sudah ada.

 

Nikmati cerita AU secukupnya, tapi tetap berpegang pada realita. Karena di dunia nyata, cinta jauh lebih indah dalam kekurangan dan kesempurnaannya yang tak sempurna.

Lebih baru Lebih lama