Pada Selasa (13/8/2024) terjadi kebakaran hebat di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Sumber kebakaran diduga berasal dari korsleting saat pengisian daya ponsel di salah satu rumah warga.
Ada kalanya
ponsel bisa meledak. Ya, benar-benar meledak. Dalam beberapa kasus, ponsel
tidak hanya meledak, tapi juga terbakar, membengkak, meleleh, bahkan mendidih.
Tapi yang
meledak bukan ponselnya, melainkan baterainya. Biasanya ini terjadi pada
baterai lithium-ion, yang kini banyak digunakan di gadget modern.
Sejak 2016,
kasus baterai yang terbakar ini meningkat pesat. Makanya menyimpan gadget yang
menggunakan baterai lithium-ion di bagasi pesawat sudah dilarang.
Para ilmuwan dari
Kanada telah meneliti bagaimana sebenarnya ini terjadi. Ayo kita bahas.
Bagaimana Baterai Lithium-Ion Bekerja?
Baterai
memiliki elektroda positif bernama anoda lithium yang bertemu dengan elektrolit
yaitu zat yang mentransfer arus listrik. Reaksi antara keduanya menyebabkan
baterai memanas. Kemudian, elektroda negatif bernama katoda, bergabung dalam
"pesta" ini.
Pada titik
ini, suhu baterai bisa mencapai 200°C. Dan pada suhu ini, elektrolit mulai
terurai menjadi zat yang mudah terbakar. Baterai tidak mampu menahan beban ini
dan akhirnya membengkak.
Kenapa Baterai Bisa Terbakar?
Baterai
lithium-ion dilengkapi dengan pengontrol, sensor, dan penyeimbang pengisian
untuk mengurangi risiko kebakaran. Namun, kadang ini tidak cukup.
Lalu, apa yang menyebabkan bencana ini di dalam ponsel? Berikut beberapa alasannya:
1. Kecepatan Pengisian yang Berbeda
Elektroda di setiap baterai berbeda, dan
memiliki kecepatan pengisian yang berbeda pula. Arus listrik yang masuk ke
ponsel saat pengisian bisa jadi terlalu banyak untuk baterai. Sesekali mungkin
tidak berbahaya, tapi jika sering memberikan energi lebih dari yang bisa
ditangani baterai, lama-lama baterai akan rusak.
2. Kerusakan pada Chip Pengatur
Chip kecil yang mengontrol tingkat pengisian
di ponsel bisa saja tak berfungsi. Chip ini “menyaring” arus listrik agar
ponsel tidak menerima arus berlebih. Jika chip ini rusak, ponsel bisa hancur
dalam waktu singkat.
3. Kerusakan Fisik pada Baterai
Baterai ponsel bisa rusak jika ponsel
terjatuh atau tidak sengaja terinjak. Kerusakan ini bisa mengganggu urutan
kerja elektroda, menghancurkan baterai, dan memicu ledakan.
Dulu, ponsel
lebih tebal dan berat. Kini, desain yang ramping dan tipis membuat ponsel lebih
rentan. Saat terjatuh, septum elektroda bisa rusak, menyebabkan korsleting yang
bisa membuat ponsel cepat panas dan menyala.
4. Kerusakan pada Proses Produksi
Kita tidak tahu kondisi pembuatan baterai
ponsel. Mungkin saja ada goresan saat perakitan, atau ada partikel logam kecil
yang masuk ke dalam baterai. Kerusakan kecil pun bisa menyebabkan baterai
rusak. Meskipun cacat produksi jarang terjadi, kita tidak bisa sepenuhnya
terhindar dari risiko ini.
Cara Menghindari Risiko Kebakaran Baterai
1. Jangan Biarkan Ponsel Terlalu Panas
Jika ponsel terasa panas saat diisi daya,
cabut kabelnya dan biarkan mendingin. Jangan tutupi ponsel dengan apapun hingga
panasnya turun.
2. Gunakan Charger Original
Hindari membeli charger murah atau yang
tidak terpercaya. Pabrikan ponsel membuat charger yang cocok dengan baterai
ponsel. Memang lebih mahal, tapi jauh lebih murah daripada beli ponsel baru.
Begitu juga
dengan baterai. Pastikan hanya diganti oleh teknisi yang terpercaya. Banyak
kasus ponsel meledak karena baterai diganti di tempat yang tidak resmi.
3. Hindari Charge Ponsel di Tempat yang Panas
Jangan charge ponsel di tempat yang panas
seperti di bawah bantal saat tidur. Sebaiknya, charge ponsel di tempat terbuka
dan jangan charge semalaman.
4. Jangan Tinggalkan Ponsel di Tempat Panas
Panas matahari bisa meningkatkan suhu
baterai, yang tentu tidak baik untuk ponsel.
5. Segera Ganti Baterai Jika Perlu
Jika baterai ponsel cepat habis, bawa ke
pusat layanan resmi untuk penggantian.
6. Jangan Simpan Ponsel di Saku Belakang
Jangan simpan ponsel di saku belakang. Bisa
saja kamu lupa dan duduk di atasnya, yang bisa merusak baterai.
Tips Memperpanjang Umur Baterai
1. Cabut Kabel Setelah Terisi Penuh
Jangan terus men-charge baterai setelah
penuh. Sama seperti otot setelah latihan berat, mereka perlu istirahat. Jika
terus menerus seperti ini, kapasitas baterai akan menurun dan baterai cepat
habis.
2. Charge Secukupnya
Charge ponsel saat dibutuhkan, tapi jangan
terlalu sering mencapai 100%. Menjaga ponsel antara 40-80% akan memperpanjang
umur baterai.
3. Perhatikan Suhu
Jangan biarkan ponsel terpapar sinar
matahari atau suhu dingin ekstrem. Suhu bisa mempengaruhi baterai secara
signifikan.
4. Kalibrasi Baterai
Sekali sebulan, habiskan baterai hingga 0%
dan charge penuh. Ini membantu mengkalibrasi mekanisme yang menampilkan tingkat
pengisian.
5. Ganti Baterai Secara Berkala
Ganti baterai setiap dua atau tiga tahun
sekali untuk memastikan performa optimal.