Motivasi atau Pamer Pencapaian? Mari Kita Spill Konten "Flexing" di Media Sosial!

Flexing

Siapa yang sering melihat konten motivasi di media sosial? Biasanya sih isinya kata-kata mutiara yang menginspirasi, penuh semangat, dan bikin kita pengen "ngegas" mengejar mimpi. Tapi banyak juga konten berkedok "motivator" tapi sebenarnya lagi sibuk "flexing" pencapaian.

Wuih, memangnya ada? Banyak! Mari kita kupas tuntas bagaimana cara mengenali konten motivasi yang sebenarnya cuma modus pamer pencapaian doang. 


Spill Ciri-Ciri Konten "Motivasi" Berkedok Flexing

Pertama, perhatikan baik-baik caption-nya. Ada nggak kata-kata seperti, "Saya bisa sukses di usia muda, kamu juga pasti bisa!" atau "Kerja keras saya berbuah manis, tinggal tunggu giliran kamu!"

 

Nah, kalau ada bau-bau "banderol" pencapaian di situ, mending skeptis dikit deh. Motivasi yang sejati itu fokusnya bagaimana mendorong orang lain maju, bukan sibuk mengungkit pencapaian sendiri.

 

Kedua, cek visualnya. Ada yang posting foto liburan di luar negeri sambil memberikan quote tentang kerja keras? Atau pamer mobil mewah sambil membicarakan pentingnya disiplin? Kalau iya, langsung tepuk jidat aja.


Motivasi yang sejati tidak butuh menunjukkan barang mewah sebagai pemanis. Fokusnya justru bagaimana memberi insight dan strategi yang bisa diterapkan semua orang. Jadi ingat video-video promosi MLM yang selalu menampilkan pria berjas sambil ngoceh di depan mobil mewah.


MLM


Kenapa Konten Flexing Berkedok Motivasi Meresahkan?

Dampaknya bisa lumayan parah, lho. Pertama, konten seperti ini bisa bikin insecure orang lain. Bayangkan, kamu lagi semangat mengejar mimpi, eh tiba-tiba nemu postingan yang seolah-olah ngomong, "Lihat, saya sudah sejauh ini, kamu masih jauh di belakang!" Wah, yang mentalnya nggak kuat bisa langsung down itu.

 

Kedua, konten flexing ini mengaburkan arti usaha dan kerja keras. Kesannya, kesuksesan itu seperti hadiah yang tiba-tiba jatuh dari langit. Padahal di balik pencapaian pasti ada perjuangan yang tidak kelihatan.

 

Ketiga, konten ini bisa merusak ekosistem positif di media sosial. Media sosial seharusnya jadi platform saling mendukung dan berbagi pengalaman. Kalau isinya cuma pamer doang, mana bisa tercipta ruang yang benar-benar membantu orang lain berkembang?

 

Cara Hadapi Konten Flexing Berkedok Motivasi?

       Unfollow atau Mute Akun yang Suka Pamer: Nggak perlu sungkan memencet tombol unfollow atau mute. Toh, mereka juga nggak bakal tahu kalau akunnya di-unfollow. Kita tidak harus mengikuti semua akun di media sosial. Pilih yang benar-benar memberi value positif dan mendukung kita meraih mimpi.

       Fokus dengan Perjuangan Sendiri: Alih-alih iri dengan pencapaian orang lain, mending fokus sama langkah kita sendiri. Ingat, kesuksesan itu adalah perjalanan bukan destinasi. Nikmati prosesnya, pelajari kegagalan, dan terus belajar.

       Buat Konten Motivasi yang Sejati: Nggak ada salahnya memberi motivasi ke orang lain. Tapi pastikan isinya adalah berbagi pengalaman, bukan pamer pencapaian. Fokus bagaimana memberi insight yang bermanfaat dan membantu orang lain mengembangkan diri.

 

Ingat, kesuksesan sejati itu bukan tentang pamer pencapaian, tapi tentang perjalanan yang kita lalui dan dampak positif yang bisa kita bagi ke orang lain.

Lebih baru Lebih lama