Tinju Lebih Berbahaya Ketimbang MMA

 

tinju & MMA

Dalam pertandingan tinju atau MMA (Mixed Martial Arts) terjadi aksi adu jotos yang intens, strategi yang cerdik, dan teriakan penonton yang membuat olahraga ini menegangkan sekaligus seru! Tapi di balik keseruan itu ada pertanyaan yang menggelitik: mana yang lebih berbahaya, tinju atau MMA?

 

Dari pengamatan saya dan ibu saya yang selalu ngomel kalau saya nonton acara MMA di TV, MMA kelihatan lebih brutal. Para petarungnya bisa menggunakan teknik bertarung yang beragam. Anggota tubuh seperti tangan, sikut, lutut, dan kaki boleh digunakan untuk menghajar lawan. Mereka juga bisa melakukan teknik grappling, bantingan, dan kuncian. Wah serem banget kayaknya ya?

 

Sementara di tinju, petinju dilarang menyerang selain area kepala dan badan atas. Mulai dari pinggang ke bawah aman, tapi kepala jadi sasaran utama!

 

Nah, tapi ini yang menarik sekaligus mengejutkan! Menurut sebuah studi bertajuk “CombativeSports Injuries: An Edmonton Retrospective”, petinju memiliki risiko cedera serius yang lebih tinggi dibandingkan petarung MMA. Kok bisa gitu?

 

Mengapa Tinju Lebih Berbahaya?

Ternyata, dibalik "kesederhanaan" tekniknya, tinju justru memiliki risiko cedera yang lebih serius. Kenapa?

  • Serangan Fokus di Kepala: Di tinju, para petinju berfokus untuk menyerang kepala lawannya secara berulang-ulang demi meng-KO lawannya. Pukulan bertubi-tubi ini bisa meningkatkan risiko gegar otak dan cedera jangka panjang lainnya sepertinya misalnya retina yang lepas.
  • Ketebalan Sarung Tinju: Sarung tinju yang tebal justru membuat para petarung bisa memukul lebih keras tanpa harus khawatir tangan mereka cedera. Akibatnya, kepala lawan menyerap lebih banyak dampak pukulan.
  • Durasi Pertarungan: Ronde dalam pertandingan tinju biasanya lebih lama dibandingkan MMA. Dalam ajang UFC misalnya, untuk perebutan sabuk juara durasinya adalah 5 ronde dengan 5 menit per ronde. Sementara dalam tinju, untuk perebutan sabuk juara adalah 12 ronde dengan 3 menit per ronde. Artinya para petinju harus bertarung lebih lama.

MMA Juga Tidak Sepenuhnya Aman

Jangan salah sangka, masih dalam studi yang sama juga disebutkan bahwa MMA tetap memiliki risiko cedera yang tinggi. Cedera seperti otot robek, patah tulang, dan dislokasi lebih sering terjadi di arena MMA karena diperbolehkannya teknik grappling dan bantingan.


Sama-Sama Berbahaya, Tapi....

Tinju dan MMA sama-sama olahraga penuh kontak yang berisiko tinggi. Namun, risiko cederanya berbeda. Tinju lebih memfokuskan serangan ke kepala yang dapat menimbulkan cedera kepala serius. Sementara MMA lebih sering menimbulkan cedera pada otot, tulang, dan sendi.


Jadi, kesimpulannya adalah kedua olahraga ini berbahaya. Buat kalian yang tertarik mencoba salah satu dari olahraga ini, pastikan latihan dengan benar di bawah bimbingan pelatih profesional ya!

Lebih baru Lebih lama