Rupanya fenomena caleg nekat yang mencoba peruntungan di pesta demokrasi tanpa persiapan matang terus berulang setiap pemilu.
Dari ratusan bahkan ribuan orang
yang mencalonkan diri di seluruh tanah air, selalu saja ada beberapa yang
modalnya "nekat" semata. Ada yang jual mobil, mau jual ginjal, sampai
berhutang demi nyaleg.
Ya, berbekal
keinginan kuat untuk dipanggil "anggota dewan yang terhormat" atau
bahkan "pak/bu anggota DPR/DPRD", sejumlah orang ini rela
mendaftarkan diri sebagai caleg tanpa persiapan memadai. Mereka tidak memiliki
tim sukses solid, minim dana kampanye, apalagi rapuhnya jejaring dan dukungan
partai pengusung.
Lantas apa
hasilnya pasca hari H pemungutan suara? Tentu sudah bisa diduga, sebagian besar
caleg nekat ini biasanya hanya akan menjadi pajangan di bilik suara. Menjadi
penggembira di antara caleg lainnya. Hasil perolehan suaranya pasti bisa
dipastikan amat mengenaskan.
Bahkan banyak
di antara caleg nekat ini yang perolehan suaranya tidak sampai dua digit alias
kurang dari 100 suara. Ada beberapa yang mungkin cuma di angka puluhan atau
paling tragis, hanya dapat belasan suara saja secara nasional dari ratusan juta
pemilih Indonesia.
Miris sudah
pasti. Tapi mau bagaimana lagi, itulah risikonya ketika nekat maju tanpa
persiapan. Bukannya dapat tempat di Senayan atau parlemen lokal, yang didapat
justru hanya malu besar dan duit melayang karena gagal total di pesta
demokrasi.
Maka sungguh
disayangkan ada saja tiap pemilu, figur-figur "iseng" yang
mencalonkan diri tanpa komitmen dan persiapan serius. Bukannya memperkokoh
demokrasi, kehadiran caleg-caleg nekat ini justru membuat seolah pesta
demokrasi menjadi ajang main-main atau sekadar mengadu peruntungan.
Oleh karena
itu, sudah saatnya persyaratan pencalonan anggota dewan dan parlemen diperketat
agar terfilter dengan baik. Jangan sampai ada celah bagi orang-orang iseng dan
tanpa kapabilitas ini bisa mendaftar seenaknya.
Dengan begitu, diharapkan kualitas caleg dan politisi tanah air bisa meningkat. Sehingga rakyat pun makin bijak dalam menentukan pilihan dan pemimpin terbaik lewat pesta demokrasi 5 tahunan ini.