Bahasa Inggris adalah bahasa yang aneh dan tidak konsisten. Salah satu bentuk keanehan dan ketidakonsistenan itu bisa dilihat dari istilah dalam bahasa Inggris yang disebut sebagai silent letter.
Silent letter adalah huruf yang berada dalam sebuah kata tapi pengucapannya sama sekali tidak terdengar serta membuat perbedaan besar dalam artinya. Jadi kesannya, ngapain huruf itu ada di situ tapi bunyinya diabaikan, aneh kan?
Contoh kata ‘debt’ (utang) dilafalkan sebagai [dɛt], tanpa ada bunyi huruf ‘b’. Contoh lainnya ‘knight‘ (ksatria) dilafalkan sebagai [nʌɪt], tanpa ada bunyi huruf ‘k’. Beberapa kata lainnya lagi ada honest [ˈɒnɪst], castle [ˈkɑːs(ə)l], design [dɪˈzʌɪn], antique [anˈtiːk], dan masih banyak lagi lainnya.
Jadi siapa sih yang pertama kali mengenalkan konsep silent letter ini? Mereka adalah cendekiawan bahasa Inggris di periode Renaissance. Periode ini dimulai dari abad 14.
Saat itu ada kebangkitan untuk mempelajari bahasa Yunani dan Latin. Maka, para cendekiawan itu mulai belajar lebih lanjut tentang akar kata bahasa Inggris di luar bahasa Prancis Kuno, kembali ke bahasa Yunani dan Latin.
Mereka ingin memamerkan seberapa banyak yang telah mereka pelajari. Salah satunya adalah dengan memasukkan huruf yang sama sekali tidak perlu menjadi kata-kata bahasa Inggris yang dieja dengan sangat baik untuk mengingat kembali akar Latin mereka.
Contohnya kata ‘debt’ yang diambil dari bahasa Latin ‘debitum’. Dalam bahasa Prancis Kuno, huruf B dihilangkan menjadi ‘dette’, dan sempat diadopsi oleh bahasa Inggris dalam waktu yang lama.
Nah, karena para cendekiawan itu ingin pamer dan ingin mengembalikan bahasa Inggris ke akar Latinnya, akhirnya huruf B itu dimasukkan lagi dan mengubahnya menjadi ‘debt’. Nyebelin kan?