Akhir Juli kemarin, jalan-jalan ke daerah Pandeglang. Ada dua tempat wisata yang dikunjungi, Mata Air Citaman dan Curug Putri.
Mata Air Citaman
Lokasi wisata ini terletak di tempat yang sama dengan Situs Batu Go'ong, dan satu wilayah pula dengan Sanur Citaman.Kalau Sanur Citaman adalah kolam renang buatan, maka Mata Air Citaman adalah kolam alami, atau boleh dibilang sama kayak umbul yang ada di daerah Solo.
Masuk dari jalan raya menuju ke mata airnya ini agak jauh. Itupun masih harus dilanjutkan dengan jalan kaki. Buat yang bawa mobil, berdoa aja tempatnya lagi sepi karena parkirannya hanyalah halaman rumah orang yang paling banyak muat 10 mobil. Parkirannya dimintain tarif Rp10.000.
Dari parkiran, kita harus jalan kaki lagi kira-kira 500 meter-an untuk menuju lokasi mata air. Sampai di gerbangnya, ongkos masuk ke area cuma Rp5.000 per orang.
Setelah masuk, langsung cari saung buat taruh barang. Gratis pake saungnya.
Di mata air Citaman ini ada tiga kolam. Ukurannya juga tidak terlalu besar, masih gedean Umbul Ponggok. Selain itu juga tidak ada yang dalam, sekitar 60-80 cm aja. Airnya juga tidak sedingin Umbul Ponggok.
Pemandangan di dalamnya pun cenderung keruh dan tidak seatraktif Umbul Ponggok yang banyak hiasannya dan ikannya.
Malamnya kita nginep di Pandeglang Raya Hotel. Tarif per kamar/malam Rp150.000. Entah itu harga resmi atau harga nawar. Sebab driver kami adalah orang Pandeglang dan katanya di hotel itu ada temannya.
Karena kebetulan driver kami sudah paham daerah situ, di Jalan Raya Carita itu dia nemu guide yang bersedia dibayar Rp200.000 untuk bawa 6 orang. Namanya Kang Asdan (0878-7104-1471). Biaya tersebut mencakup jasa penunjuk jalan, uang parkir mobil, sewa pelampung, uang retribusi dsb. Pokoknya bersih dah, kami tidak dimintai uang apa-apa lagi.
Dibawalah kami menuju tempat parkir mobil yang tak lain adalah kampungnya si guide. Taruh mobil dan bersiap-siap.
Trekking pun dimulai. Pertama jalannya sangat menanjak dan licin. Setelah itu masuk jalan berbatu. Sampailah kita pada pemberhentian pertama. Di situ banyak warung, jadi yang mau istirahat bisa.
Dari situ dimulailah perjalanan sesungguhnya. Jalan setapak di pinggir jurang menerobos hutan. Beneran ini, ngga hiperbola, Jangan ngerengek jangan ngeluh.
Sampailah kita di lokasi Curug Putri. Katanya si guide, jarak dari parkir mobil tadi sampai ke lokasi sekitar 4 Km. Sayang gue ga ukur pake Endomondo.
Kebetulan si guide ini punya warung di situ yang dijaga sama istrinya. Jadi kita bisa istirahat dulu di warungnya sambil nitip barang bawaan kita disitu.
Dari warung ke lokasi curugnya itu masih jalan kaki dikit lagi kira-kira 500 meteran. Ama guide-nya sih disaranin jangan pake sendal. Tapi berhubung kaki gue mahal, gue pake sendal lah.
Curug Putri ini bisa dibilang versi mininya Green Canyon yang ada di Pangandaran. Kalo Green Canyon itu lebar banget, Curug Putri ini kecil kayak gang. Jadi jangan ke sana kalo lagi musim liburan.
Ada bagian yang dalam, ada juga yg cuma selutut. Arusnya pun ngga deras. Panjangnya juga paling 100 meteran. Mentok saat ketemu "air terjun" kecil.
Puas disitu, kami pun kembali ke warung tadi buat istirahat plus bersih-bersih. Setelah tenaga terkumpul, kami pun kembali ke mobil sambil hujan-hujanan diantar kembali oleh si guide.
Sedikit info, kata si guide sih bisa aja naik ojek menuju pemberhentian pertama. Saat di perjalanan, gue pun melihat banyak yang wara-wiri naik motor. Cuma siap-siap aja jalannya licin banget, dan ojeknya kena tarif Rp25.000/orang.
Masuk dari jalan raya menuju ke mata airnya ini agak jauh. Itupun masih harus dilanjutkan dengan jalan kaki. Buat yang bawa mobil, berdoa aja tempatnya lagi sepi karena parkirannya hanyalah halaman rumah orang yang paling banyak muat 10 mobil. Parkirannya dimintain tarif Rp10.000.
Dari parkiran, kita harus jalan kaki lagi kira-kira 500 meter-an untuk menuju lokasi mata air. Sampai di gerbangnya, ongkos masuk ke area cuma Rp5.000 per orang.
Gerbang Citaman |
Setelah masuk, langsung cari saung buat taruh barang. Gratis pake saungnya.
Di mata air Citaman ini ada tiga kolam. Ukurannya juga tidak terlalu besar, masih gedean Umbul Ponggok. Selain itu juga tidak ada yang dalam, sekitar 60-80 cm aja. Airnya juga tidak sedingin Umbul Ponggok.
Pemandangan di dalamnya pun cenderung keruh dan tidak seatraktif Umbul Ponggok yang banyak hiasannya dan ikannya.
Malamnya kita nginep di Pandeglang Raya Hotel. Tarif per kamar/malam Rp150.000. Entah itu harga resmi atau harga nawar. Sebab driver kami adalah orang Pandeglang dan katanya di hotel itu ada temannya.
Curug Putri
Kalau nyari tempat ini pakai Google Maps, dijamin ngga bakal nemu rutenya karena lokasinya ada di tengah hutan. Jika ini pertama kali ke sana, lo musti pake guide. Para guide ini bisa ditemukan di sepanjang Jalan Raya Carita.Karena kebetulan driver kami sudah paham daerah situ, di Jalan Raya Carita itu dia nemu guide yang bersedia dibayar Rp200.000 untuk bawa 6 orang. Namanya Kang Asdan (0878-7104-1471). Biaya tersebut mencakup jasa penunjuk jalan, uang parkir mobil, sewa pelampung, uang retribusi dsb. Pokoknya bersih dah, kami tidak dimintai uang apa-apa lagi.
Dibawalah kami menuju tempat parkir mobil yang tak lain adalah kampungnya si guide. Taruh mobil dan bersiap-siap.
Tips ke Curug Putri
- Bawa air minum yang banyak
- Pakai sepatu hiking/treking yang layak. Jangan pake sendal, selop, apalagi sepatu kantor, dijamin bakalan nyesel plus lecet dan luka
- Bawaan seringan mungkin dan seperlunya
- Jangan bawa anak kecil/orang dewasa yang nggak kuat jalan jauh
Trekking pun dimulai. Pertama jalannya sangat menanjak dan licin. Setelah itu masuk jalan berbatu. Sampailah kita pada pemberhentian pertama. Di situ banyak warung, jadi yang mau istirahat bisa.
Dari situ dimulailah perjalanan sesungguhnya. Jalan setapak di pinggir jurang menerobos hutan. Beneran ini, ngga hiperbola, Jangan ngerengek jangan ngeluh.
Treking |
Sampailah kita di lokasi Curug Putri. Katanya si guide, jarak dari parkir mobil tadi sampai ke lokasi sekitar 4 Km. Sayang gue ga ukur pake Endomondo.
Kebetulan si guide ini punya warung di situ yang dijaga sama istrinya. Jadi kita bisa istirahat dulu di warungnya sambil nitip barang bawaan kita disitu.
Dari warung ke lokasi curugnya itu masih jalan kaki dikit lagi kira-kira 500 meteran. Ama guide-nya sih disaranin jangan pake sendal. Tapi berhubung kaki gue mahal, gue pake sendal lah.
Curug Putri ini bisa dibilang versi mininya Green Canyon yang ada di Pangandaran. Kalo Green Canyon itu lebar banget, Curug Putri ini kecil kayak gang. Jadi jangan ke sana kalo lagi musim liburan.
Ada bagian yang dalam, ada juga yg cuma selutut. Arusnya pun ngga deras. Panjangnya juga paling 100 meteran. Mentok saat ketemu "air terjun" kecil.
Puas disitu, kami pun kembali ke warung tadi buat istirahat plus bersih-bersih. Setelah tenaga terkumpul, kami pun kembali ke mobil sambil hujan-hujanan diantar kembali oleh si guide.
Sedikit info, kata si guide sih bisa aja naik ojek menuju pemberhentian pertama. Saat di perjalanan, gue pun melihat banyak yang wara-wiri naik motor. Cuma siap-siap aja jalannya licin banget, dan ojeknya kena tarif Rp25.000/orang.